RESENSI KUMPULAN
CERPEN
PERSEMBAHAN CINTA UNTUK PALESTINA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Bahasa Indonesia
Semester Ganjil
ELSA SUSANTI
XII IPA.4
SMA NEGERI 1 PAYAKUMBUH
TAHUN AJARAN 2010/2011
PERSEMBAHAN CINTA UNTUK PALESTINA
Judul buku : Gadis Kota Jerash
Pengarang : Habiburrahman El Shirazy, dkk
Penerbit : Lingkar Pena Kreativa
Tempat terbit : Jakarta
Tebal buku : 288 halaman
Ukuran buku : 20, 5 x 13 cm
Cetakan ke- : I, November 2009
Harga buku
: Rp 25.000,00
Bila disebut nama Habiburrahman El Shirazy mungkin semua akan mengacungkan jempol atas karya-karyanya yang selalu memikat hati pembaca. Sarjana Al Azhar University Cairo ini telah dikenal sebagai dai, novelis, dan penyair. Karya-karyanya selalu dinanti khayalak karena dinilai dapat membangun jiwa dan menumbuhkan semangat berprestasi.
Buku kumpulan cerpen ” Gadis Kota Jerash”
ini merupakan sebuah persembahan kumpulan cerpen-cerpen yang indah dan sekaligus
berurai air mata yang dilahirkan dari jari-jari emas sastrawan Indonesia. Kisah-
kisah dalam buku kumpulan cerpen ini mencoba mengetuk hati siapa saja untuk
ikut mendorong kemerdekaan Palestina.
Buku kumpulan cerpen
persembahan untuk Palestina ini dibuka dengan sebuah puisi pilu yang terletak
pada halaman pertamanya. Ada tujuh belas cerita yang merajut kesatuan buku ini.
Pilu, tragedi, dan perjuangan yang diikat
dengan kesabaran adalah kata- kata pengikat buku ini. Cerpen pembukanya
adalah sebuah karya Sinta Yudisia yang
sekaligus menjadi judul cover buku kumpulan cerpen ini. Gadis Kota Jerash. Kisahnya mengenai gejolak seorang gadis muda yang berdarah
Palestina untuk mewujudkan mimpinya menjadi salah satu penari dalam festival
Jerash yang akan membelalakkan mata dunia. Sebuah mimpi yang tentu sangat melukai perasaan
orang tua angkatnya . Mana mungkin mereka mengizinkan seorang gadis berdarah Palestina
menjadi penari Festival Kota Jerash sementara kedua
orangtuanya adalah syuhuda Palestina.
Pergolakan ini dimenangkan oleh sisi baik dari gadis itu.
Cerpen yang disuguhkan
selanjutnya adalah buah pena Habiburrahman El Shirazy, berjudul Bayi- Bayi Tertawa. Sesuai judulnya,
cerpen ini mengisahkan fenomena aneh yang menguncang mimpi Ariel Sharon,
bayi-bayi Palestina tidak lagi terlahir dengan tangisan. Kini bayi-bayi itu
lahir tertawa, tidak sekedar tertawa biasa, tapi tertawa mengejek, mereka
mengejek para serdadu Israel. Bayi-bayi tertawa itulah yang diramalkan akan
menghancurkan kekuasaan Israel. Begitu terbangun , Ariel Sharon segera saja
mengeluarkan titah untuk membunuh semua bayi yang lahir tertawa. Dalam cerpen
ini pengarang menggambarkan dengan jelas kekejaman Israel yang dihadapi dengan
kesabaran dan ketaqwaan oleh penduduk Palestina.
Selain dua cerpen ini
masih ada lima belas cerpen lainnya yang dijamu dengan kekuatan luka, air mata,
asa, sekaligus cinta. Semua itu dipersembahan unutuk negeri yang masih tercabik, Palestina. Alur
yang dominan maju pada kumpulan cerpen ini membuat pembaca lebih muda memahami
maksud yang ingin diungkapkan pengarang. Hanya saja pada cerpen yang ditulis
Melvi Yendra, ”EO 13221” menggunakan alur mundur yang mungkin membuat pembaca
sedikit sulit memahami ceritanya. Namun hal ini tidak akan mengurangi minat
pembaca untuk membacanya karena cerita dalam cerpen ini sangat menarik.
Selain itu dalam kumpulan
cerpen ini para pengarang juga sangat suka menggunakan majas sehingga
terciptanya gaya bahasa yang bagus. Tak hanya itu pada cerpen yang di tulis W.D
Yoga, ”21 Hari Untuk Gaza” selain didominasi bahasa Indonesia pengarang juga
menggunakan bahasa Inggris dan bahasa Jepang yang menambah menariknya cerpen ini.
Cerita- cerita yang merajut kumpulan cerpen ini mengajak kita
semua untuk banyak merenung dan kembali melihat betapa berharganya sebuah kemerdekaan.
Selain itu dalam cerpen ”BOIKOT” pengarang juga mencoba mengajak pembaca untuk
sedikit mengulurkan tangan demi
Palestina yaitu salah satunya dengan boikot produk-produk zionis Israel.
Membaca buku ini tidak
hanya sekedar sebuah kumpulan cerpen . Membaca lembar demi lembar
seolah berada di bumi Palestina. Namun
dalam isak tangis kepedihan, masih ada secercah senyuman kebanggaan yang
terpancar tatkala melihat kaum muslimin yang berperang membela harga diri dan
negeri tercinta gugur dalam keadaan syahid.
Setiap
karya sastra yang diciptakan seseorang tentu pasti ada kekurangannya,
namun kelebihan tentu jauh lebih banyak
daripada kekurangannya. Begitu pula dengan kumpulan cerpen ini, salah satu
kekurangan buku ini hanyalah masalah kualitas kertas yang dipakai, terasa kurang
elegan. Selain itu pada beberapa cerpen terlihat kurang tajamnya penggambaran
tokoh, seperti pada cerpen “Cinta dan Matahari”.
Pada
buku kumpulan cerpen ini, dari jari- jari emas para pengarang telah melahirkan
cerpen-cerpen yang berkualitas tinggi dan mengandung pesan moral yang amat kuat.
Jadi alangkah lebih bermanfaatnya jika para pembaca memiliki kumpulan cerpen ini serta mengupas makna yang
ditujukan pengarang.