Rabu, 18 Januari 2012

resensi kumpulan cerpen-terbagus



RESENSI KUMPULAN CERPEN
PERSEMBAHAN CINTA UNTUK PALESTINA







Disusun Untuk Memenuhi Tugas Bahasa Indonesia Semester Ganjil






ELSA SUSANTI

XII IPA.4








SMA NEGERI 1 PAYAKUMBUH

TAHUN AJARAN 2010/2011




PERSEMBAHAN CINTA UNTUK PALESTINA


  Judul buku     : Gadis Kota Jerash
  Pengarang      : Habiburrahman El Shirazy, dkk
  Penerbit          : Lingkar Pena Kreativa
  Tempat terbit :  Jakarta
  Tebal buku     : 288 halaman
  Ukuran buku  : 20, 5 x 13 cm
  Cetakan ke-    : I, November 2009
  Harga buku   : Rp 25.000,00

            Bila disebut nama Habiburrahman El Shirazy mungkin semua akan mengacungkan jempol atas karya-karyanya yang selalu memikat  hati pembaca.
Sarjana Al Azhar University Cairo ini telah dikenal sebagai dai, novelis, dan penyair. Karya-karyanya selalu dinanti khayalak karena dinilai dapat membangun jiwa dan menumbuhkan semangat berprestasi.
            Buku kumpulan cerpen ” Gadis Kota Jerash” ini merupakan sebuah persembahan kumpulan cerpen-cerpen yang indah dan sekaligus berurai air mata yang dilahirkan dari jari-jari emas sastrawan Indonesia. Kisah- kisah dalam buku kumpulan cerpen ini mencoba mengetuk hati siapa saja untuk ikut mendorong kemerdekaan Palestina.
            Buku kumpulan cerpen persembahan untuk Palestina ini dibuka dengan sebuah puisi pilu yang terletak pada halaman pertamanya. Ada tujuh belas cerita yang merajut kesatuan buku ini. Pilu, tragedi, dan perjuangan yang diikat  dengan kesabaran adalah kata- kata pengikat buku ini. Cerpen pembukanya adalah sebuah karya Sinta Yudisia  yang sekaligus menjadi judul cover buku kumpulan cerpen ini. Gadis Kota Jerash. Kisahnya mengenai  gejolak seorang gadis muda yang berdarah Palestina untuk mewujudkan mimpinya menjadi salah satu penari dalam festival Jerash yang akan membelalakkan mata dunia. Sebuah mimpi yang tentu sangat melukai perasaan orang tua angkatnya . Mana mungkin mereka mengizinkan seorang gadis berdarah Palestina  menjadi penari  Festival Kota Jerash sementara kedua orangtuanya adalah syuhuda  Palestina. Pergolakan ini dimenangkan oleh sisi baik dari gadis itu.
            Cerpen yang disuguhkan selanjutnya adalah buah pena Habiburrahman El Shirazy, berjudul Bayi- Bayi Tertawa. Sesuai judulnya, cerpen ini mengisahkan fenomena aneh yang menguncang mimpi Ariel Sharon, bayi-bayi Palestina tidak lagi terlahir dengan tangisan. Kini bayi-bayi itu lahir tertawa, tidak sekedar tertawa biasa, tapi tertawa mengejek, mereka mengejek para serdadu Israel. Bayi-bayi tertawa itulah yang diramalkan akan menghancurkan kekuasaan Israel. Begitu terbangun , Ariel Sharon segera saja mengeluarkan titah untuk membunuh semua bayi yang lahir tertawa. Dalam cerpen ini pengarang menggambarkan dengan jelas kekejaman Israel yang dihadapi dengan kesabaran dan ketaqwaan oleh penduduk Palestina.
            Selain dua cerpen ini masih ada lima belas cerpen lainnya yang dijamu dengan kekuatan luka, air mata, asa, sekaligus cinta. Semua itu dipersembahan unutuk  negeri yang masih tercabik, Palestina. Alur yang dominan maju pada kumpulan cerpen ini membuat pembaca lebih muda memahami maksud yang ingin diungkapkan pengarang. Hanya saja pada cerpen yang ditulis Melvi Yendra, ”EO 13221” menggunakan alur mundur yang mungkin membuat pembaca sedikit sulit memahami ceritanya. Namun hal ini tidak akan mengurangi minat pembaca untuk membacanya karena cerita dalam cerpen ini sangat menarik.
            Selain itu dalam kumpulan cerpen ini para pengarang juga sangat suka menggunakan majas sehingga terciptanya gaya bahasa yang bagus. Tak hanya itu pada cerpen yang di tulis W.D Yoga, ”21 Hari Untuk Gaza” selain didominasi bahasa Indonesia pengarang juga menggunakan bahasa Inggris dan bahasa Jepang yang menambah  menariknya cerpen ini.
            Cerita- cerita yang  merajut kumpulan cerpen ini mengajak kita semua untuk banyak merenung dan kembali melihat betapa berharganya sebuah kemerdekaan. Selain itu dalam cerpen ”BOIKOT” pengarang juga mencoba mengajak pembaca untuk sedikit  mengulurkan tangan demi Palestina yaitu salah satunya dengan boikot produk-produk zionis Israel.
            Membaca buku ini tidak hanya sekedar  sebuah kumpulan cerpen . Membaca lembar demi lembar seolah  berada di bumi Palestina. Namun dalam isak tangis kepedihan, masih ada secercah senyuman kebanggaan yang terpancar tatkala melihat kaum muslimin yang berperang membela harga diri dan negeri tercinta gugur dalam keadaan syahid.
            Setiap karya sastra yang diciptakan seseorang tentu pasti ada kekurangannya, namun  kelebihan tentu jauh lebih banyak daripada kekurangannya. Begitu pula dengan kumpulan cerpen ini, salah satu kekurangan buku ini hanyalah masalah kualitas kertas yang dipakai, terasa kurang elegan. Selain itu pada beberapa cerpen terlihat kurang tajamnya penggambaran tokoh, seperti pada cerpen “Cinta dan Matahari”.
            Pada buku kumpulan cerpen ini, dari jari- jari emas para pengarang telah melahirkan cerpen-cerpen yang berkualitas tinggi dan mengandung pesan moral yang amat kuat. Jadi alangkah lebih bermanfaatnya jika para pembaca memiliki  kumpulan cerpen ini serta mengupas makna yang ditujukan pengarang.